Buat Aplikas Mudah

Untuk Kalian Yang Mau Membuat Aplikasi Simple dan Bisa Menghasilkan, Coba Buat Disini
Klik Server1 Di bawah ini :
SERVER 1
Yang terbaru Aplikasinnya Klik Server2 ini
SERVER 2
Cara Download klik Server 1 atau 2, Tunggu 5 detik lalu Skip add dan tunggu sebentar atau klik this link.

Join di Anonymous Ads dapatkan BitCoin dengan mudah di Advertise with Anonymous Ads

Tuesday, 20 June 2017

Ingat Mati, Terapi Penyakit “Cinta Dunia”

 
 
Tidak ada yang bisa menunda mati walau sebentar. Jika sudah saatnya, tak bisa ditolak. Orang cerdas adalah orang yang paling sering mengingat mati.
Allah SWT berfirman dalam surah al-Anbiya [21]: 35, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati…”
 

Tidak semua orang nyaman mendengar berita “kematian”. Ada yang sama sekali tidak mau membahasnya karena kematian dianggap sesuatu yang jauh dari kehidupan sehari-hari. Ada yang masih mau membahasnya, tapi merasa takut karena amal belum cukup dan banyak dosa. Yang terakhir, ada yang sangat suka membahasnya, karena sangat merindukan Allah, sedangkan berjumpa dengan Alloh gerbangnya adalah kematian.
 

Berita kematian datang tidak terduga, karena kematian dirahasiakan waktu, tempat dan kondisi saat mati. Saat mendengar dan melihat kematian harusnya setiap orang bisa mendapatkan hikmahnya, apa esensi kebenaran di balik kejadian. Mahasuci Allah dari penetapkan kejadian yang salah, takdir-Nya sempurna, pasti ada kebaikannya.
 

Setiap orang pasti dan akan mengalami kematian. Ingat mati, sarana terapi penyakit hati “cinta dunia”. Cinta dunia sumber dari segala kemaksiatan. Ingat mati mampu menjadi “rem” untuk tidak bermaksiat, karena membayangkan bagaimana jika sedang bermaksiat, lalai kepada Allah dan belum sempat tobat, tiba-tiba mati. Begitu banyak berita kematian manusia dalam berbagai kondisi, sedang mabuk, berzina di hotel, dalam kendaraan, di kamar mandi, di tempat tidur, sedang salat, sedang berdakwah, sedang perang, sedang menuntut ilmu dan berbagai kondisi lainnya.
 

Mati pemutus segala nikmat. Jika sudah mati maka apapun yang dicintai akan ditinggalkan. Demikian juga yang mencintai, tidak ada yang mau ikut bersama yang mati ke dalam kubur. Semua yang mengantarkan ke kuburan  pulang ke rumah. Tinggallah sang mayat sendirian, ditemani amal baik dan buruk yang harus dipertanggung jawabkan. Allah saw berfirman dalam surah al-Qiyamah [75]: 36, “Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?”
 

Saat mendengar dan melihat kematian seseorang, jadikanlah pelajaran bahwa kita sedang menunggu giliran mati. Entah kapan, di mana dan dalam kondisi seperti apa. Hati yang mati keras “membatu” tak pernah ingat mati dan tak menyiapkan bekal mati. Tertipu oleh kehidupan dunia yang sebentar.
 

Betapa banyak orang yang sudah mati mendahului kita, apa yang mereka bawa? Siang malam mereka mengejar dan memperebutkan  dunia, harta, jabatan, kedudukan, penghormatan, popularitas, pujian makhluk, sampai-sampai lalai kepada sang pemilik dunia, Allah SWT, sehingga berani bermaksiat, mengkhianati Allah. Apakah mereka membawa harta benda dan istana mereka? Apakah mereka membawa jabatan mereka? Demi Allah tidak! Manusia mati tak ada yang dibawa kecuali 2 helai kain kafan yang akan hancur bersama tanah. Manusia pulang ke alam akhirat yang abadi hanya membawa amal. Tidak ada kesempatan lagi kembali ke dunia untuk memperbaiki segalanya.
 

Saydina Ali bin Abi Thalib ra berkata, ”Coba perhatikan dirimu baik-baik, tidak lama lagi kamu akan mencapai tujuan akhir semua manusia yaitu terbujur kaku di bawah lapisan tanah. Segala perbuatanmu akan diperlihatkan kepada dirimu di padang mahsyar, yaitu tempat di mana orang-orang yang telah berbuat aniaya akan merintih menyesali diri, orang yang lalai akan sangat menyesali diri dan berharap seandainya ia dapat kembali ke dunia. Namun itu semua tiada berguna, karena kesempatan mengulang sungguh tidak akan pernah ada.”
 

Tidak ada yang bisa menunda mati walau sebentar. Jika sudah saatnya, tak bisa ditolak. Orang cerdas adalah orang yang paling sering mengingat mati. Sebanyak apa pun ilmu seseorang, titel yang panjang, jika tidak ingat mati dan tidak siapkan bekal mati, maka dia “bodoh” karena dia tak visioner menyiapkan kehidupan akhirat yang abadi. Rasulullah saw bersabda, “Manusia yang paling cerdas yang paing banyak mengingat kematian dan paling banyak mempersiapkannya untuk menghadapi kematian. Mereka itulah yang benar-benar cerdas, dan mereka akan pergi ke alam baqa dengan membawa kemuliaan dunia serta kemuliaan akhirat.” (HR. Tirmizi)
 

 Kondisi manusia di akhirat tergantung bagaimana mengisi hidupnya selama di dunia. Apakah sungguh-sungguh menabung pahala dengan menaati Alaoh dan menjauhi laranganNya, atau sekadar ikut-ikutan meramaikan kehidupan di dunia. Sesungguhnya ukuran sukses di dunia bukanlah punya harta berlimpah, keturunan banyak, terkenal, punya kedudukan tinggi, dipuji-puji, dihormati dan dihargai, tapi bagaimana kondisi saat kematiannya? Ada siapa di hatinya? Allah atau makhluk? Semoga kita diwafatkan dalam kondisi terbaik, hati dipenuhi Allah, sehingga mampu mengucapkan kalimat tauhiid “Asyhaduallailahaillallah Waasyhaduannmuhammadarasulullah”.
 

Related Posts

Ingat Mati, Terapi Penyakit “Cinta Dunia”
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.