Nikahi Aku, Bukan Pacari Aku
Nikahi Aku, Bukan Pacari Aku
Cowok: “Aku mencintaimu, sungguh-sungguh jatuh cinta
kepadamu.”
Cewek: “Kalau kau memang mencintaiku, kenapa kau
mengajakku pacaran?”
Cowok: “Hah, Bukankah karena aku mencintaimu maka
karena itulah aku ingin
menjadikanmu pacarku?”
Cewek: “Aku tahu. Aku bukan orang bodoh. Jika kau
mencintaiku, kenapa menginginkanku melakukan hal yang tak berguna untuk
hidupku?”
Cowok: “Hal yang tidak berguna, bukankah pacaran
merupakan satu jalan untuk mencapai kesaling-mengenalan antara aku dan kau?”
Cewek: “Aku tidak sependapat denganmu. Maafkan aku.”
Cowok: “Tidak apa-apa.”
Cewek: “Apa kau masih ingin menjadikanku pacarmu?”
Cowok: “Iya. aku tidak akan menyerah.”
Cewek: “Kalau begitu, sampai kapanpun aku tidak akan
mau menerimamu. Karena kau hanya ingin menjadikanku lampiasan nafsumu.”
Cowok: “Tapi aku mencintaimu.”
Cewek: “Tidak, aku tidak percaya kau mencintaiku.
Kita sudah dewasa, sudah bisa membedakan mana yang baik dan tidak. Aku tidak
ingin menghabiskan sisa hidupku dengan sia-sia. Hidup ini serius dan pasti akan
ada pertanggungjawabannya.”
Cowok: “Akan aku buktikan kepadamu. Aku serius.”
Cewek: “Akan kau buktikan dengan apa. Dengan
menungguku sampai aku mau? Ah basi. Banyak orang melakukannya begitu, dan
banyak pula perempuan yang berhasil dibodohi. Sayangnya aku tidak sama dengan
kebanyakan perempuan lain. Kau tidak akan berhasil.”
Cowok: “Lalu dengan apa aku membuktikannya?”
Cewek: “Serius kau ingin membuktikannya?”
Cowok: “Iya.”
Cewek: “Datanglah kepada kedua orangtuaku dan minta
ijinlah kepada mereka untuk menikahiku. Bukan memacariku. Sanggup?”
Cowok: “Baiklah. Aku sanggup.”
Semoga pembaca Tidak mengajak PACARAN tapi mengajak untuk MENIKAH :)
Nikahi Aku, Bukan Pacari Aku
4/
5
Oleh
Restu