Teruntuk yang sedang Dimabuk Cinta
Tulisan ini untuk kawan-kawan yang lagi dimabuk
cinta…
Tulisan ini untuk kawan-kawan yang lagi asyik
bersiap-siap untuk ngapel…
Tulisan ini untuk kawan-kawan yang lagi asyik
mengobral janji…
Tulisan ini untuk kawan-kawan yang lagi asyik pacaran…
Kawan, sebagai seorang muslim ada beberapa hal yang
wajib kita yakini dan taati;
1.
Islam mengharamkan untuk mendekati perbuatan zina dengan segala macam
sarananya, apalagi sampai berzina.
{وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ
سَبِيلًا} [الإسراء: 32]
Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina;
sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang
buruk”. QS. Al Isra: 32.
Di dalam ayat ini Allah Ta’ala melarang seluruh
hamba-Nya untuk berbuat zina dan mendekatinya yaitu dengan melakukan
sebab-sebab dan sarana-sarana yang menghantarkan kesana.
Lihat kitab Tafsir
Ibnu Katsir ketika menafsiri ayat di atas.
Larangan mendekati zina, lebih keras daripada
larangan melakukannya, karena berarti larangannya mencakup seluruh sebab dan
sarana yang menghantarkan kepada zina. Karena siapa yang berdiri di
sekitar batas terlarang dikhawatirkan akan masuk ke dalamnya. Lihat kitab
Taisir Al Karim Ar Rahman, karya As Sa’dy ketika menafsiri ayat di atas.
Ayat di atas juga, mengabarkan bahwa zina
adalah perbuatan jenis fahisyah, yang maknanya adalah yang perbuatan yang
buruk menurut syari’at Islam, akal dan fitrah manusia, karena di dalamnya
terdapat sikap lancang terhadap hak Allah Ta’ala, hak pasangannya dan
pengrusakan terhadap hubungan suci dan tercampurnya keturunan. Lihat kitab
Taisir Al Karim Ar Rahman, karya As Sa’dy ketika menafsiri ayat ini.
2.
Islam mengharamkan lelaki berduaan dengan wanita yang bukan mahram, tanpa ada
seorang manusiapun yang melihat.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما
عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ « لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ
بِامْرَأَةٍ إِلاَّ مَعَ ذِى مَحْرَمٍ»
Artinya: “Abdullah bin Abbas radhiyallahu
‘anhuma meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak
boleh sekali-kali seorang lelaki berduaan dengan seorang wanita kecuali bersama
dengan mahram”. HR. Bukhari.
أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رضي
الله عنه: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-: « لاَ يَخْلُوَنَّ
أَحَدُكُمْ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ كَانَ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ».
Artinya: “Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan
bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak
boleh sekali-kali seorang lelaki berduaan dengan seorang wanita melainkan
ketiganya adalah setan”. HR. Ahmad
3. Islam mengharamkan lelaki menatap wanita yang bukan mahram
dan sebaliknya.
{قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا
فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ (30)
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ…} [النور: 30، 31]
Artinya: “Katakanlah kepada orang laki-laki
yang beriman: “Hendaklah mereka menjaga pandangannya, dan memelihara
kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. “Katakanlah kepada wanita yang
beriman: Hendaklah mereka menjaga pandangannya…”. QS. An Nur: 30-31.
Di dalam ayat ini Allah memerintahkan hamba-Nya
(lelaki atau wanita) untuk menjaga pandangan dari melihat sesuatu yang
diharamkan. Lihat kitab Tafsir Ibnu Katsir, ketika menafsiri ayat ini.
Kawan, Allah Ta’ala mengetahui mata yang berkhianat…
{يَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ} [غافر:
19]
Artinya: “Dia (Allah) mengetahui (pandangan)
mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati”. QS. Ghafir: 19.
Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma menafsirkan
ayat ini:
وهو الرجل يدخل على أهل البيت بيتهم،
وفيهم المرأة الحسناء، فإذا غفلوا لحظ إليها، فإذا فطنوا غَضّ، فإذا غفلوا لحظ،
فإذا فطنوا غض بصره عنها وقد اطلع الله من قلبه أنه وَدّ أن لو اطلع على فرجها.
رواه ابن أبي حاتم.
Artinya: “Dia adalah seorang lelaki yang bertamu ke
rumah sebuah keluarga dan di dalamnya ada seorang wanita cantik, jika keluarga
tersebut lengah maka lelaki ini melirik kepada wanita tersebut, dan jika
keluarga tersebut terjaga maka lelaki itu menahan pandangannya, jika mereka
lengah, dia melirik, jika mereka terjaga, dia menahan pandangannya. Sungguh
Allah telah memperlihatkan dari hatinya bahwa jika dia ingin diperlihatkan atas
kemaluannya”. HR. Ibnu Abi Hatim, lihat kitab Tafsir Ibnu Katsir ketika
menafsiri ayat ini.
Di zaman sekarang mata-mata yang berkhianat ini
sudah hampir punah, tidak tersisa kecuali bagi kalangan yang menjaga para
keluarga wanitanya dari pandangan kaum muslim. Adapun yang sudah tergoda dengan
mengikuti kebiasaan orang-orang barat dan berpakaian dengan pakaian mereka,
maka sungguh telah hilang di antara mereka mata-mata yang berkhianat,
digantikan dengan pendangan yang jelas kepada keindahan wanita-wanita yang
asing (bukan mahram), bersenang-senang dengan melihat mereka, bersendagurau dan
bercengkrama dengan mereka, baik secara berduaan ataupun tidak. Lihat
kitab As Sharim Al Masyhur, karya Syiekh Hamud At Tuwaijiry, hal. 21-22.
4.
Islam mengharamkan lelaki memegang seorang wanita yang bukan mahram dan
sebaliknya.
معقل بن يسار رضي الله عنه قال : قال
رسول الله صلى الله عليه و سلم : لأن يطعن في رأس رجل بمخيط من حديد خير له من أن
يمس امرأة لا تحل له.[المعجم الكبير 20/ 212]
Artinya: “Ma’qil bin Yasar radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan
bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sungguh,
ditusukkan ke dalam kepala seorang lelaki dengan jarum besi lebih baik baginya,
daripada dia menyentuh seorang wanita yang tidak halal baginya”. HR. Ath
Thabrani di dalam Al Mu’jam Al Kabir dan dishahihkan di dalam kitab Silsilat
Al Ahadits Ash Shahihah, no. 226.
عن عقيلة بنت عبيد بن الحارث رضي
الله عنها قالت: قال النبي صلى الله عليه و سلم: لا أمس ايدي النساء.
Artinya: “Aqilah binti Ubaid bin Al Harits
meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku
Tidak menyentuh tangan-tangan wanita (maksudnya; yang tidak halal bagiku)”. HR.
Ath Thabrani di dalam Al Mu’jam Al Awsath dan dishahihkan di dalam kitab Shahih
Al Jami’, no. 7177.
5. Islam mengharamkan wanita berdandan tidak di depan suaminya.
{وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ
الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى } [الأحزاب: 33]
Artinya: “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu
dan janganlah kamu berhias seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu”. QS.
Al Ahzab: 33.
Maksud berhiasnya orang-orang jahiliyyah adalah:
1. Seorang wanita berjalan di depan para lelaki, ini
adalah pendapatnya Mujahid rahimahullah (ulama tafsir generasi
tabi’ie).
2. Para wanita jahiliyah jika keluar rumah berjalan
dengan gaya melenggak lenggok dan genit. ini adalah pendapatnya Qatadah rahimahullah (ulama
tafsir generasi tabi’ie).
3. Seorang wanita meletakkan penutup kepala di atas
kepalanya dan tidak diikat, maka terlihatlah kalungnya, antingnya dan lehernya,
terlihat seluruh bagian itu. Ini adalah pendapat Muqatil bin Hayyan rahimahullah.
Lihat kitab Tafsir Ibnu Katsir rahimahullah ketika menafsiri ayat
ini.
Buruknya berhias tidak di depan suami:
1. Berhias tidak di depan suami dosa besar.
عَنْ أُمَيْمَةُ بِنْتُ رُقَيْقَةَ
أنها جَاءَتْ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
تُبَايِعُهُ عَلَى الْإِسْلَامِ فَقَالَ أُبَايِعُكِ عَلَى أَنْ لَا تُشْرِكِي
بِاللَّهِ شَيْئًا وَلَا تَسْرِقِي وَلَا تَزْنِي وَلَا تَقْتُلِي وَلَدَكِ وَلَا
تَأْتِي بِبُهْتَانٍ تَفْتَرِينَهُ بَيْنَ يَدَيْكِ وَرِجْلَيْكِ وَلَا تَنُوحِي
وَلَا تَبَرَّجِي تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى.
Artinya: “Umaimah binti Ruqaiqah radhiyallahu
‘anha mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk
membaiat beliau atas Islam, lalu beliau bersabda: “Aku membaiatmu untuk
tidak menyekutukan Allah ta’ala dengan sesuatu apapun, tidak mencuri, tidak
berzina, tidak membunuh anakmu, tidak datang membawa kebohongan yang kamu
bohongkan didepan tangan dan kakimu, tidak berbuat niyahah dan tidak
berhias seperti orang-orang jahiliyyah dahulu”. HR. Ahmad dan dishahihkan
oleh Ibnu Katsir dn Ahmad Syakir rahimahumallah.
2.
Berhias tidak di depan suami, berarti mengikuti kebiasaan kaum Yahudi dan
Nashrani
عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ رضي
الله عنه, عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « كَانَتِ امْرَأَةٌ مِنْ
بَنِى إِسْرَائِيلَ قَصِيرَةٌ تَمْشِى مَعَ امْرَأَتَيْنِ طَوِيلَتَيْنِ
فَاتَّخَذَتْ رِجْلَيْنِ مِنْ خَشَبٍ وَخَاتَمًا مِنْ ذَهَبٍ مُغْلَقٍ مُطْبَقٍ
ثُمَّ حَشَتْهُ مِسْكًا وَهُوَ أَطْيَبُ الطِّيبِ فَمَرَّتْ بَيْنَ
الْمَرْأَتَيْنِ فَلَمْ يَعْرِفُوهَا فَقَالَتْ بِيَدِهَا هَكَذَا»
Artinya: “Abu Sa’id Al Khudry radhiyallahu
‘anhu meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Dahulu
seorang wanita dari Bani Israil yang pendek berjalan di antara dua wanita yang
tinggi, lalu dia memakai sepatu dari kayu dan cincin dari emas yang tertutup,
kemudian dipolesinya dengan minyak wangi misk, dia adalah wewangian yang paling
wangi, lalu (wanita ini) berjalan di antara dua wanita, maka mereka (para
lelaki) tidak mengetahui, kemudian dia ayunkan tangannya begini (agar tercium
oleh para lelaki bau wangi dari tangannya”. HR. Muslim
3.
Berhias tidak didepan suami, berarti mengikuti ajaran Iblis. Karena salah satu
tujuan gangguan iblis adalah membuat manusia telanjang.
{يَا بَنِي آدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ
أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا
سَوْآتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ
إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ }
[الأعراف: 27]
Artinya: “Hai anak Adam, janganlah sekali-kali
kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu
bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk
memperlihatkan kepada keduanya ‘auratnya. Sesungguhnya ia dan
pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa
melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu
pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman”. QS. Al A’raf: 27.
6. Islam mengharamkan wanita melembutkan suaranya di hadapan
lelaki yang bukan mahramnya.
{ يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ
اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ
مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَعْرُوفًا} [الأحزاب: 32]
Artinya: “Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian
tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu
tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam
hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik”. QS. Al Ahzab: 32.
Maksud dari tunduk dalam berbicara adalah:
1. melembutkan perkataan jika berbicara dengan para
lelaki. Ini pendapatnya As Suddy.
2. seorang wanita jangan berbicara dengan lelaki
yang bukan mahramnya sebagaimana dia berbicara dengan suaminya. Ini adalah
pendapatnya Ibnu Katsir. Lihat kitab Tafsir Ibnu Katsir ketika menafsiri ayat
ini.
7. Islam mengharamkan para lelaki dan wanita yang
bukan mahram, bercampur tanpa ada pembatas.
عَنْ حَمْزَةَ بْنِ أَبِي أُسَيْدٍ
الْأَنْصَارِيِّ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ وَهُوَ خَارِجٌ مِنْ الْمَسْجِدِ فَاخْتَلَطَ
الرِّجَالُ مَعَ النِّسَاءِ فِي الطَّرِيقِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلنِّسَاءِ اسْتَأْخِرْنَ فَإِنَّهُ لَيْسَ لَكُنَّ
أَنْ تَحْقُقْنَ الطَّرِيقَ عَلَيْكُنَّ بِحَافَّاتِ الطَّرِيقِ فَكَانَتْ
الْمَرْأَةُ تَلْتَصِقُ بِالْجِدَارِ حَتَّى إِنَّ ثَوْبَهَا لَيَتَعَلَّقُ
بِالْجِدَارِ مِنْ لُصُوقِهَا بِهِ.
Artinya: “Abu Usaid Al Anshary radhiyallahu
‘anhu meriwayatkan bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda kepada para wanita, ketika beliau sedang keluar
dari masjid dan para lelaki sedang berkumpul dengan para wanita di jalan: “(wahai
para wanita), minggirlah kalian, karena sesungguhnya tidak pantas kalian untuk
berjalan di tengah jalan, hendaknya kalian di samping-samping jalan”, maka para
wanita dahulu menempel dengan dinding sehingga pakainnya terkait dengan dinding
dikarenakan saking menempelnya mereka dengan dinding”. HR. Abu Daud dan
dihasankan di dalam Silsilat Al Ahadits Ash Shahihah, no. 856.
Kawan, ini hal-hal yang wajib kita ketahui, lalu
direnungkan, yakini dan taati… wallahu a’lam.
Ditulis oleh kawan Anda yang sudah merasakan
nikmatnya menikah, Alhamdulillah.
*) Ahmad Zainuddin, Selasa, 15 Jumadal Ula 1432 H,
Dammam KSA.
Teruntuk yang Dimabuk Cinta
4/
5
Oleh
Restu